![]() |
| Masjid dirusak di Corsica. ©2015 Merdeka.com/Jeanne Colonna/AFP |
Sekilas Informasi, - Lebih dari 150 orang warga prancis tepatnya didaerah Kota Ajac Cio, salah satu kepulauan Corsica. berawal dari unjuk rasa dan berbuntut ke pengrusakan masjid dan pembakaran Al Quran, dan sangat di sayangkan kejadian itu terjadi saat perayaan Natal di kota tersebut.
Peristiwa itu bermula saat terjadinya insiden pengroyokan terhadap dua orang petugas pemadam kebakaran dan seorang polisi oleh beberapa anak muda dari distrik para imigran di daerah tersebut. Kemudian sebagain besar warga Kota Ajac cio melakukan unjuk rasa menuntut para pengroyok ditangkap, dengan menerikkan kalimat rasis.
Sumber Kantor Berita AFP melaporkan, pada hari sabtu (26/12/2015), ada sejumlah massa itu tanpa adanya komando, yang kemudian merangsek ke perkampungan arab, Salah satu masjid di perkampungan tersebut kemudaian di rusak, kacanya dipecahkan dan pintunya dijebol.
"Menurut sumber yang di dapat, kurang lebih Lima Puluh Al Quran dibakar dan dibuang ke jalanan", sumber informasi : "Kata Pejabat Pemkot Ajac cio, Francois Lalane.
Pemerintah Prancis mengecam atas tindakan warga Ajac cio yang bertindak secara brutal dan main hakim sendiri, seharusnya masalah tersebut bisa diselesaikan dengan musyawarah, Padahal sangat belum jelas siapa sebenarnya pelaku Pengroyokan para pemadam dan salah satu anggota polisi yang menjadi sumber pemicu insiden tersebut. "Perusakan ini tidak bisa di terima", kata Perdana Menteri Perancis, Manuel Valls.
Dewan Perwakilan Umat Muslim Prancis (CFCM) mengaku sedih mendengar
kabar perusakan masjid tersebut. Padahal, pada 24-25 Desember lalu umat
muslim dan Kristen sama-sama merayakan hari yang penting. "Sebetulnya
semua umat beragama sedang bergembira kemarin, kami menyesalkan kejadian
di Corsica," seperti dikutip dari keterangan tertulis CFCM.
Di Corsica, Partai Front Nasional yang berhaluan kanan ekstrem
berhasil meraup suara mayoritas pada pemilu regional awal bulan ini.
Diduga, ideologi antiimigran itu memperoleh dukungan masyarakat dipicu
serangan teror Paris pada 13 November lalu yang menewaskan 130 orang.
Menteri Dalam Negeri Prancis Bernard Cazeneuve mendesak polisi
menangkap para pelaku perusakan masjid dan pembakaran Al Quran. "Kita
tidak bisa membiarkan rasisme dan xenophobia terus berlanjut," ujarnya.
Sumber berita diambil dari media berita online terkini (merdeka.com).






